Transisi Energi Menuju Energi Berkelanjutan Berdampak Pada Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi,Industri,dan kesejakteraan Masyarakat Indonesia.

 

Buanatoday.com Batam – Energi merupakan kebutuhan dasar manusia yang menjadi aspek funda mental bagi perekonomian bangsa dan negara. Tampa energi mesin-mesin pabrik yang mempekerjakan jutaan manusia sebagai buruh tidak akan beroperasi sehingga berdampak lumpuhnya ekonomi.
Energi yang berasal dari fosil telah digunakan sejak abad ke-15. dimana Pembangkit listrik tenaga batubara pertama kali digunakan didunia dibangun pada tahun 1882 di London oleh Thomas Edison yang bernama Hotborn Viaduet.
Dengan semakin bertambahnya populasi manusia penggunaan energi fosil , sehingga menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup manusia dan lingkungannya. Hal ini ditandai dengan pemanasan global dari emisi karbon dioksida,. Pencemaran air dan tanah seperti halnya tumpahan miyak di laut yang mengakibatkan rusaknya habitat laut, hujan asam yang mengakibatkan asam sulfur, penularan penyakit dan kerawanan pangan dan lain sebagainya.
Menurut Badan Energy Internasional (IEA),konsumsi energy fosil didunia diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030. Sementara itu perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS) ,stok minyak bumi Indonesia diekstraksi 18 tahun lagi ,sedangkan gas bumi 29 tahun ,dan batubara 62 tahun.
Dengan segala dampak yang ditimbulkan energi posil dan juga cadangan energi posil yang semakin berkurang,diperlukan inovasi sains dan tekhnologi untuk menghasilkan enerji yang bisa digali secara terus menerus dan berkelanjutan yang tidak merusak lingkungan hidup. Hal ini sesuai dengan filsafat tiongkok King Zia atau yang dikenal dengan Konfisus untuk menjaga peradaban manusia dibutuhkan keharmonian antara satu individu dengan individu lain. Untuk menjaga keharmonisan atau keseimbangan alam dibutuhkan energy yang tidak merusak lingkungan hidup walaupun digali secara terus menerus tidak ada habis-habisnya yang sekarang disebut energy berkelanjutan seperti halnya energy baru terbarukan yang berasal dari angin, matahari, air, panas bumi, dan lain-lain.

PT. PLN (Persero) telah menyikapi hal ini dan telah mengambil beberapa langkah transisi energy dengan pembaruan energy menuju energy berkelanjutan.
Transisi energy ini dilakukan dengan cara menguragi ketergantungan dengan bahan bakar fosil, menggunakan energy baru terbarukan (EBT), membatalkan jualk beli tenaga listrik PLTU, mengganti PLTU dengan EBT. Sumber dari kementerian energi dan sumber daya mineral bahwa persentase energi berkelanjutan yang dari EBT meningkat dari 0,79% menjadi 13,09 pada tahun 2023.

Di pulau Batam transisi energy menuju energy berkelanjutan telah berlangsung di tandai dengan nota kesepahaman (MOU), tentang rencana kerja sama potensi pengembangan, pembangunan, kepemilikan, dan pengoperasian proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Terapung di Indonesia, antara PT PLN Batam, PT PLN Nusantara Power dan PT Energi Baru TBS, PLN Batam akan memasok listrik sebesar 42 MWp.
komitmen MoU tersebut ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PT PLN Batam,
M. Irwansyah Putra, Direktur Utama PT PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah dan Direktur utama PT Energi Baru TBS, Dimas Adi Wibowo di Kantor korporat PT PLN Batam, Senin (17/4) -2023. Serta disaksikan langsung oleh Direktur m
Mega p
Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto. Wiluyo mengungkapkan, MOU ini akan menjadi bagian dari Transformasi PLN untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 % pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Pada tahun 2060 akses enerji yang memadai dan berkelanjutan suatu fondasi yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi suatu Negara . ketika masyarakat menerima jaminan ke akses energy yang stabil dan terjangkau, berbangai sektor ekonomi,mulai dari industri, industri menegah sampai rumah tangga dapat berjalan lebih efektif dan efesien. Energi yang tersedia secara luas dan terjangkau juga berperan meningkatkan kwalitas hidup dan mendukung produktivitas menjaga kelestarian lingkungan hidup dalam jangka panjang .karna itulah , akses enerji yang memadai danb berkelanjutan berdampak pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Penulis Riko Tobing