Gelper yang Mengarah ke Perjudian Susah Dibuktikan?

Salah seorang pemain gelper di Game Boy Fanindo menukarkan rokok (tanda panah) menjadi uang tunai

 

Buanatoday.com.Batam-Seperti yang telah diberitakan media ini beberapa waktu lalu, gelanggang permainan elektronik atau lebih populer dengan singkatan Gelper, sudah semakin marak hingga ke kedai kedai kopi kecil berdekatan dengan pemukiman masyarakat dan rumah ibadah.  Tak heran jika saat ini di Batam, ada sebutan gelper liar dan gelper resmi.  Gelper liar ini umumnya berlokasi di pinggiran kota Batam, seperti di bukit senyum Batu Ampar. Beberapa kedai kopi arah dapur 12 Kecamatan Sagulung, jalan raya arah Tanjung Uncang Kecamatan Batu Aji dan beberapa gelper yang membonceng lokasi kedai kopi dan tidak mempunyai ijin.  Sementara gelper resmi, umumnya berlokasi di tempat resmi, sepeti Mall, ruko dan mempunyai ijin yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Pemko Batam melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu  (PTSP) di gedung Sumatera Batam Centre.

Kendati ada sebutan gelper liar dan gelper resmi, namun dua-duanya diduga kuat mengarah ke perjudian. Hanya saja selalu berlindung atau berdalih adalah gelanggang permainan elektronik dengan berbagai jenis permainan. Misalnya ada permainan tembak ikan, mesin doraemon dan berbagai jenis mesin jekpot.  Pengelola memang gampang mengelabui orang awam jika sekilas melihat segala jenis permainan.

Sebab jika seseorang memenangkan salah satu jenis permainan, misalnya memainkan mesin tembak ikan tidak pernah keluar atau diberikan uang tunai. Sebaliknya hanya diberikan berupa barang.  Pada umumnya di gelper, mayoritas diberikan hadiah rokok.  Ada rokok Sempurna, atau gudang garam surya.   Tetapi sebenarnya hadiah rokok ini bisalangsung ditukarkan ke uang tunai.  Tempat penukaran rokok itu, di sekitar lokasi gelper, seperti yang disaksikan media ini di gelper Game Boy Fanindo Kecamatan Batu Aji.

Untuk gelper resmi sejumlah orang-orang tertentu disebut-sebut membagi-bagikan setiap tanggal tertentu kepada orang-orang tertentu juga hingga ke beberapa media.  Inisial asm disebut-sebut juga pemilik media, membagi-bagikannya yang disebut jatah bulanan.  Bahkan salah seorang pengelola gelper di bilangan Nagoya yang pernah dikonfirmasi media ini menyebut, bahwa ia rutin tanggal tertentu setiap bulannya memberikan semacam jatah ke asm untuk dibagikan ke media.  Bahkan ia mengatakan, jika asm tak memberikannya kepada bapak, beritakan saja asm itu.  Hanya saja ketika dijelaskan bahwa lokasi gelper dia sendiripun bersama asm bisa diberitakan.  “Oh janganlah, kita kan sudah kasih asm untuk jatah media”  ujarnya.

Lain halnya di gelper liar atau gelper tak resmi.  Umumnya hadiah langsung diberikan uang tunai.  Sebab gelper liar ini umumnya beromzet kecil.  Mesin mesin permainan gelper ada yang hanya dua sampai empat meja saja dan paling banyak  enam meja.  Hanya saja,  gelper liar atau gelper yang tak punya ijin ini, bahayanya berlokasi dekat pemukiman warga.  Sehingga dikhawatirkan juga anak-anak sekitar lokasi bisa terpengaruh mengadu nasib di gelper liar. Disebut-sebut di gelper liar ini ada semacam humas dari kalangan wartawati untuk membagikan jatah ke oknum-0knum media agar tidak terekspos.  Hal ini kerap dilontarkan para pemilik atau pengelola gelper liar ke media ini. Saat pernah dikonfirmas di lokasi gelper bukit senyum dan pasar induk, mereka kompak menyebut nama oknum wartawati yang disebut oknum wartawan senior.

Diduga kuat, ada sekitar 30 sampai 40 lokasi gelper liar, tersebar di beberapa kecamatan Kota Batam, seperti Kecamatan Sagulung, Kecamatan Batu Aji, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Sekupang dan Kecamatan Bengkong.  Anehnya, pihak aparat kepolisian sampai saat ini belum pernah menertibkan atau memberantas gelper liar ini.  Ada asumsi mungkin karena dibekingi oknum wartawan senior seperti pengakuan beberapa pemilik gelper liar.  Masyarakat yang berdekatan dengan lokasi gelper liar, memang menunggu tindakan tegas aparat kepolisian untuk memberantasnya. Kita tunggu saja. (Tb)